oleh husein susanto
Assalamu'alaikum Warahmatulloohi Wa Barakaatuh
Selamat pagi sobat, semoga semua dalam keadaan yang baik dan selalu dalam lindungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Sedikit cerita tentang kisah sahabat dalam ketaatanya kepada Rosululloh.....
Sedikit cerita tentang kisah sahabat dalam ketaatanya kepada Rosululloh.....
Saat
itu adalah detik-detik menegangkan menjelang Perang Badar, Rosululloh saw, tahu
benar bahwa orang-orang Quraisy sedang bersiap-siap untuk menghadapi kaum
muslimin. Tentara yang banyak dan terlatih, perbekalan dan persenjataan perang,
semua ada pada mereka. Sementara Rosululloh saw dan para shahabat hanya sedikit
jumlahnya, serta peralatan seadanya. Di antara pasukan yang sedikit itu, yang
dianggap siap adalah orang-orang Muhajirin. Melihat hal ini, beliau
mengulang-ulang peringatan, “
Wahai sekalian manusia, bermusyawarahlah denganku!” Mendengar seruan seperti itu, orang-orang Muhajirin langsung menyahut.
Wahai sekalian manusia, bermusyawarahlah denganku!” Mendengar seruan seperti itu, orang-orang Muhajirin langsung menyahut.
Ketika ada seorang yang
melaporkan selesainya persiapan, Beliau mengulangi lagi seruannya, “Wahai
sekalian manusia, bermusyawarahlah denganku!” Akhirnya, ada salah seorang
panglima Anshar, sahabat yang menggoncangkan singgasana Alloh saat kematiannya,
yaitu Sa’ad bin Mu’adz, sadar. Dia berkata, ”Demi Alloh, agaknya engkau
menginginkan kami, ya Rasulalloh?”
Rasululloh menjawab, “Benar.” Sa’ad menjawab lagi, “Kami
telah beriman kepadamu, membenarkan dan menyaksikan kebenaran ajaranmu.
Kemudian atas ini semua kami berikan janji dan sumpah setia untuk mendengar dan
mentaatimu. Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebearan, jika terhalang oleh
lautan, lantas engkau berkehendak menyeberanginya, kamipun akan menyeberang
bersama engkau, tidak akan ada yang membangkang seorangpun dari kami.”
Tadinya orang-orang Anshor
mengira bahwa jawaban orang-orang Muhajirin sudah cukup mewakili semuanya,
sehingga tak perlu jawaban kedua. Rasululloh juga bersikap ragu, karena teks
bai’at tidak mengharuskan orang-orang Anshor untuk membela Rasululloh di luar
Madinah.
Padahal, sejak bai’at Aqabah
pertama yang diucapkan oleh Ubadah bin Shamit, mereka telah memahami bahwa
konsekuensinya adalah bai’at dengan harta, jiwa di jalan Alloh, tidak takut
terhadap celaan para pencela dalam membela agama Alloh. Penegasan bai’at
itu ditegaskan kembali oleh Sa’ad pada moment yang tepat, “Demi Dzat yang
mengutusmu dengan kebenaran, jika terhalang oleh lautan, lantas engkau
berkehendak menyeberanginya, kamipun akan menyeberang bersama engkau, tidak
akan ada yang membangkang seorangpun dari kami.”
Padahal
kebanyakan shahabat pada saat itu tidak bisa berenang. Namun demikian, inilah
ketaatan yang mereka pahami sejak detik ikrar bai’at Aqabah.
itulah sedikait penggalan cerita dari kisah para sahabat Rosululloh SAW. semoga menjadi sumber inspirasi buat kita dalam kaitanya untuk selalu taat pada pemimpin maupun orang orang yang wajib kita taati...
wasalamu'alaikum warahmatullohi wabarakaatuh...
itulah sedikait penggalan cerita dari kisah para sahabat Rosululloh SAW. semoga menjadi sumber inspirasi buat kita dalam kaitanya untuk selalu taat pada pemimpin maupun orang orang yang wajib kita taati...
wasalamu'alaikum warahmatullohi wabarakaatuh...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar