Rabu, 04 Maret 2015

UJIAN KETAATAN

UJIAN KETAATAN

oleh husein susanto


Assalamu'alaikum Warahmatulloohi Wa Barakaatuh

Selamat pagi sobat, semoga semua dalam keadaan yang baik dan selalu dalam lindungan  Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Sedikit cerita tentang kisah sahabat dalam ketaatanya kepada Rosululloh.....

Saat itu adalah detik-detik menegangkan menjelang Perang Badar, Rosululloh saw, tahu benar bahwa orang-orang Quraisy sedang bersiap-siap untuk menghadapi kaum muslimin. Tentara yang banyak dan terlatih, perbekalan dan persenjataan perang, semua ada pada mereka. Sementara Rosululloh saw dan para shahabat hanya sedikit jumlahnya, serta peralatan seadanya. Di antara pasukan yang sedikit itu, yang dianggap siap adalah orang-orang Muhajirin. Melihat hal ini, beliau mengulang-ulang peringatan, “
Wahai sekalian manusia, bermusyawarahlah denganku!” Mendengar seruan seperti itu, orang-orang Muhajirin langsung menyahut.


Ketika ada seorang yang melaporkan selesainya persiapan, Beliau mengulangi lagi seruannya, “Wahai sekalian manusia, bermusyawarahlah denganku!” Akhirnya, ada salah seorang panglima Anshar, sahabat yang menggoncangkan singgasana Alloh saat kematiannya, yaitu Sa’ad bin Mu’adz, sadar. Dia berkata, ”Demi Alloh, agaknya engkau menginginkan kami, ya Rasulalloh?”

Rasululloh menjawab, “Benar.” Sa’ad menjawab lagi, “Kami telah beriman kepadamu, membenarkan dan menyaksikan kebenaran ajaranmu. Kemudian atas ini semua kami berikan janji dan sumpah setia untuk mendengar dan mentaatimu. Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebearan, jika terhalang oleh lautan, lantas engkau berkehendak menyeberanginya, kamipun akan menyeberang bersama engkau, tidak akan ada yang membangkang seorangpun dari kami.”

Tadinya orang-orang Anshor mengira bahwa jawaban orang-orang Muhajirin sudah cukup mewakili semuanya, sehingga tak perlu jawaban kedua. Rasululloh juga bersikap ragu, karena teks bai’at tidak mengharuskan orang-orang Anshor untuk membela Rasululloh di luar Madinah.


Padahal, sejak bai’at Aqabah pertama yang diucapkan oleh Ubadah bin Shamit, mereka telah memahami bahwa konsekuensinya adalah bai’at dengan harta, jiwa di jalan Alloh, tidak takut terhadap celaan para pencela dalam membela agama Alloh. Penegasan bai’at itu ditegaskan kembali oleh Sa’ad pada moment yang tepat, “Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, jika terhalang oleh lautan, lantas engkau berkehendak menyeberanginya, kamipun akan menyeberang bersama engkau, tidak akan ada yang membangkang seorangpun dari kami.” 

Padahal kebanyakan shahabat pada saat itu tidak bisa berenang. Namun demikian, inilah ketaatan yang mereka pahami sejak detik ikrar bai’at Aqabah.

itulah sedikait penggalan cerita dari kisah para sahabat Rosululloh SAW. semoga menjadi sumber inspirasi buat kita dalam kaitanya untuk selalu taat pada pemimpin maupun orang orang yang wajib kita taati...

wasalamu'alaikum warahmatullohi wabarakaatuh...







Tidak ada komentar:

Posting Komentar