Kamis, 05 Maret 2015

PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI UPAYA PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN MUSLIM

 OLEH: HUSEIN SUSANTO
 Assalamu'allaikum sobat.... 
Alkhamdulillah pada kesempatan kali ini saya bisa hadir kembali untuk sekedar menulis menuangkan angan angan dalam blog tercinta saya ini. Tema kali ini adalah tentang pendidikan, yaitu kaitanya dengan pembentukan kepribadian seseorang... semoga bermanfaat. amin
Pendidikan adalah kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah pada ter-bentuknya pribadi, sehingga pendidikan sebagai proses pembentukan kepribadian.[1] Arti pendidikan yang cukup sederhana yang tersirat makna betapa pentingnya pen-didikan dalam pembentukan pribadi seseorang.
Selanjutnya kalau kita mencermati arti dari pendidikan secara etimologi, yang mana kata pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini medapat awalan me sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan.[2] Kaitanya dengan pembentukan pribadi maka, makna mendidik tersebut merupakan usaha yang selalu dikerjakan oleh seseorang ketika ingin mengarahkan seseorang kepada kepribadian yang ia inginkan.
Terbentuknya pribadi seseorang memang tidak lepas dari proses pendidikan yang ia jalani. Karena pada dasarnya pendidikan merupakan usaha mendidik yang artinya adalah memelihara dan memberi latihan yang memerlukan adanya ajaran, tuntunan, dan bimbingan akhlaq dan kecerdasan pikiran.[3] Bayi yang baru lahir  kepribadiannya belum terbentuk, belum mempunyai warna dan corak kepribadian yang tertentu. Ia baru individu, belum suatu pribadi. Untuk menjadi suatu pribadi perlu mendapat bimbingan, latihan-latihan, dan pengalaman melalui bergaul dengan lingkungannya, khususnya dengan lingkungan pendidikan.
Sehingga pengaruh pendidikan dalam pembentukan pribadi seseorang adalah sangat besar. Untuk itu proses pendidikan harus benar-benar diperhatikan. Karena proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah pada pencapaian tujuan pendidikan.[4] Yang menjadi tujuan utama pengelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar yang optimal. Sebab berkembangnya tingkah laku (kepribadian) peserta didik sebagai tujuan belajar hanya dimungkinkan oleh adanya pengalaman belajar yang optimal.
Dengan demikian maka guru harus memiliki strategi dalam proses belajar mengajar agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan.[5] Untuk memiliki strategi maka guru harus menguasai tehnik-tehnik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar. Tehnik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru. Pengertian lain adalah sebagai tehnik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas.[6] Dengan demikian maka diharapkan bahwa tujuan dari pendidikan yaitu terbentuknya kepribadian anak didik bisa tercapai.
Selanjutnya dalam kaitanya dengan pembentukan pribadi muslim juga tidak lepas dari adanya pendidikan yaitu pendidikan Islam. Sehingga untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu terbentuknya pribadi muslim, tidak lepas pula dari adanya metode atau tehnik, dan harus berdasarkan norma dan ajaran Islam dalam pelaksanaanya. Dalam proses pendidikan Islam, metode mempunyai kedudukan yang signifikan untuk mencapai tujuan. Bahkan metode sebagai seni dalam mentranfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi sendiri.[7]
Berangkat dari uraian tersebut maka pendidikan agama Islam baik yang berlangsung di lingkungan pendidikan formal maupun non formal  seperti dalam pondok pesantren, dan lain lain harus  memperhatikan tehnik atau metode  dalam proses pendidikannya, sehingga pribadi muslim yang menjadi tujuan dapat tercapai, selain itu juga harus berdasarkan norma Islam. Karena pendidikan yang bisa mengarah pada terbentuknya pribadi muslim adalah pendidikan yang berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam. Maka tidak berlebihan bila dikatakan pendidikan Islam merupakan proses membimbing dan membina fitroh peserta didik secara maksimal dan bermuara pada terbentuknya pribadi muslim.[8]
Hal semakna juga dikatakan oleh Drs. Ahmad D. Marimba yang mana beliau mendefinisikan pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.[9] Dengan pengertian yang lain beliau mengatakan kepribadian utama tersebut dengan istilah “kepribadian muslim” yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.[10]
Dari uraian diatas jelas sekali bahwa pendidikan memiliki pengaruh dalam pembentukan kepribadian seseorang. Dengan demikian pendidikan agama Islam juga memiliki pengaruh dalam pembentukan kepribadian seseorang, terutama kepribadian yang berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam.
 Sehingga peran aktif pendidikan agama Islam dalam proses belajar mempunyai kemampuan untuk membentuk dan meningkatkan pribadi muslim. 
wassalamu'alaikum Warah matullohi Wabarokaatuh.....



[1] Umar Tirtaraharja dan Lasula, Pengantar Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),34. 
[2] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. (Bandung: Rosda Karya,
1995),10.
3 Anton M. Moeliono. et al, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi  kedua (Jakarta: Balai Pustaka, 1990),232
[4] Lasula,Pengantar Pendidikan. 40.
[5] Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar. ( Jakarta: Rineka Cipta, 2001), 1.
[6] Ibid.
[7] Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), 39.
8Samsul Nizar , Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis dan Praktis. (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), 38.
[9] Ahmad D. Marimba Dalam Munardji, Buku Ajar Ilmu Pendidikan Islam. (Tulungagung: STA-
IN Tulungagung, 2000), 1.
[10] Ibid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar